Bismillah..
Assalamualaikum..
Setiap manusia dilahirkan mempunyai masalah. Pelbagai persoalan muncul di depan mata, seakan tiada habisnya. Lebih daripada itu, masalah itu semakin menenggelamkan manusia pada penderitaan yang tidak berkesudahan.
Ramai di antara mereka yang berputus asa. Perintah solat mula ditinggalkan, bersedekah apatah lagi. Bahkan ironinya, ada yang pergi ke tok bomoh, mencuri, menjual diri dan pelbagai bentuk kejahatan lain yang dianggap sebagai solusi untuk menyelesaikan krisis yang melanda diri mereka.
Hidup pun tiada terasa indahnya lagi. Lihat ke kanan masalah, ke kiri masalah, atas dan bawah pun masalah yang seakan-akan datang menghimpit seluruh jiwa dan raga.
Lalu apa yang patut kita lakukan ketika ini? Adakah kita hanya bersembunyi di balik masalah ini? Menjerumuskan diri pada bentuk maksiat yang menjanjikan keuntungan besar dalam masa singkat? Minum minuman keras yang dapat melupakan masalah kita dalam masa sementara? Atau bunuh diri agar masalah yang dihadapi selesai setelah kita mati?
Semua perkara di atas amat mudah terlintas dalam fikiran manusia kerana pada prinsipnya manusia sangat mudah berputus asa. Alangkah meruginya kita kalau fikiran-fikiran seumpama ini kita ikuti.
Koreksi Diri Sentiasa
Di saat manusia ditimpa pelbagai musibah dan masalah, tindakan bijak yang perlu kita lakukan adalah memuhasabah hubungan kita dengan Allah swt. Salah satu bentuk komunikasi yang perlu kita lakukan adalah berdoa.
Doa hakikatnya adalah penuntun kita untuk melakukan perubahan diri. Hidup kita bukanlah sestatis laut mati. Ia sentiasa bergerak dan berubah dari masa ke semasa. Banyak cabaran yang perlu kita hadapi setiap hari. Melalui musibah inilah, Allah akan melihat siapa hamba-Nya yang sebenarnya. Siapakah hamba-Nya yang bagus kualiti peribadinya? Siapakah hamba-Nya yang mahu melakukan perubahan? Dan perubahan inilah yang menjadi esensi dari doa yang kita panjatkan.
Ibnu Ata'illah menukilkan sesuatu yang amat berharga dalam kitabnya al-Hikam :
"Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa padahal engkau sendiri tidak merubah dirimu dari kebiasaanmu? Kita banyak meminta dan banyak berharap kepada Allah swt, tetapi kerana sibuk meminta terkadang membuat kita tidak sempat menilai diri sendiri. Padahal kalau kita meminta dan akibatnya kita merubah diri sendiri, Allah akan memberikan apa yang kita minta kerana sebenarnya doa itu adalah pengiring agar kita dapat merubah diri kita. Jika kita tidak pernah mahu merubah diri kita menjadi lebih baik, tentu ada yang salah dengan permintaan kita."
Berdoa berjuta sekalipun, kalau kita tidak melakukan perubahan diri, ianya tidak akan berubah kerana sememangnya itulah ketetapan-Nya. Kekuatan seseorang untuk merubah dirinya dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan kejayaan seseorang. Jika hidup selalu ditimpa musibah, hutang tidak pernah terlansaikan, pelajaran pun tidak dapat diikuti dengan baik, jelas itu menunjukkan ada yang tidak kena dengan diri kita.
Adakah semua ini kerana Allah tidak memakbulkan doa kita? Cubalah kita muhasabah diri. Tinggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang selama ini sebati dengan diri kita. Tingkatkan kualiti dan kuantiti ibadah kita. Jika dulu kita orang yang panas baran, cubalah perbaiki sifat ini dengan mengingat-ingat akibat yang akan berlaku jika kita selalu marah kepada orang lain hatta masalah sekecil manapun.
Firman Allah dalam surah al-Ra'd ayat 11 yang bermaksud:
"Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum sehingga dia sendiri yang merubahnya"
Allah sendiri telah menjamin akan mengabulkan doa setiap hamba-Nya sebagaimana termaktub dalam surah al-Baqarah ayat 186 yang bermaksud :
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahawasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
Oleh itu kita kena muhasabah diri. Lihatlah kekurangan yang ada pada diri kita. Jika kita inginkan kejayaan dalam peperiksaan, tapi tidak meningkatkan usaha dalam mengulang kaji pelajaran, jangan salahkan sesiapapun jika kita gagal kelak.
Doa yang kita panjatkan kepada Allah swt ibarat tanaman. Kekuatan kita untuk mahu berubah adalah benihnya. Manakala doa itu sendiri adalah bajanya. Baja akan membuat benih tumbuh, berbuah banyak dan berdaun lebat. Akan tetapi, jika kita hanya menebar baja tanpa sedikitpun benih yang kita tanam, apa yang akan tumbuh?
Jika doa semakin bagus, ini menunjukkan bahawa perubahan telah terjadi dalam diri kita secara perlahan-lahan. Jika kita meminta tiada henti, dalam masa yang sama kita pun bermaksiat, jangan salahkan siapapun kerana doa seperti ini ibarat gema kosong yang hanya memantulkan suara sahaja.
Demikianlah formulanya yang sangat sederhana. Siapapun yang ingin doanya dimakbulkan oleh Allah, jangan perhatikan apa yang kita minta, tetapi perhatikanlah apa yang dapat kita rubah dari diri kita sendiri. Misalnya, hidup kita sentiasa ditimpa masalah, hutang keliling pinggang dan sebelumnya jarang ke masjid dan mengikuti tazkirah agama. Mulailah dari sekarang, jika terlintas dalam fikiran kita
"Takkan lah saya ke masjid supaya Allah langsaikan hutang saya?". Cuba alihkan fikiran seumpama ini
"Mengapa saya harus malu diundang oleh Allah ke rumah-Nya? Mudah-mudahan setelah hutang saya langsai, saya akan lebih rajin lagi ke masjid."
Doa Tidak Dimakbulkan
Kadang kita berburuk sangka dengan Allah tanpa kita menyedarinya. Sudah banyak kali kita berdoa. Tapi mengapa doa kita tidak kunjung dimakbulkan. Tak kan Allah tidak dengar doa kita sedangkan Allah Maha Mendengar. Mungkin ada yang salah dengan doa kita.
Doa kita tidak akan dimakbulkan jika minda kita tidak percaya apa yang kita minta. Doa kita tidak akan dimakbulkan jika hati kita tidak rasa apa yang kita minta. Doa kita tidak akan dimakbulkan jika komitmen kita tidak dijalankan dengan sepenuhnya.
Apa yang kita minta, apa yang kita fikir, apa yang kita rasa, dan apa tindakan yang kita lakukan, disitulah kunci makbul. Itulah sunnatullah. Ada sebab, ada akibatnya.
Jika kita minta dengan jelas, seiring dengan apa yang kita rasa, apa yang kita fikirkan, dan komitmen dengan tindakan yang kita lakukan, ianya akan membuka pintu rezeki atau peluang seperti yang kita kehendaki. Kadang-kadang peluang itu datang daripada sumber yang tidak disangka-sangka.
"Dan dia memberi rezeki kepadanya dari arah yang dia tidak menjangkakan. Dan sesiapa mempercayakan (tawakkal) kepada Allah, Dia akan mencukupnya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sesungguhnya Allah mengadakan ukuran bagi segala sesuatu."
(Surah at-Talaq ayat 2-3)
(Surah at-Talaq ayat 2-3)
Teringat pada satu kisah penduduk Basra yang pada masa itu sedang dilanda masalah sosial. Kebetulan mereka didatangi oleh ulama besar yang bernama Ibrahim bin Adham. Penduduk Basra pun mengadukan nasibnya kepada Ibrahim bin Adham.
"Wahai Abu Ishak (gelaran Ibrahim bin Adham), Allah berfirman dalam al-Qur'an agar kami berdoa. Kami penduduk Basra sudah bertahun-tahun berdoa, tetapi mengapa doa kami tidak dimakbulkan Allah?".
Ibrahim bin Adham menjawab, "Wahai penduduk Basra, kerana hati kalian telah mati dalam sepuluh perkara. Bagaimana mungkin doa kalian akan dimakbulkan oleh Allah?".
1. Kalian mengakui kekuasaan Allah, tetapi kalian tidak memenuhi hak-hak-Nya.
2. Setiap hari kalian membaca al-Qur'an, tetapi kalian tidak mengamalkan isinya.
3. Kalian selalu mengaku cinta kepada Rasul, tetapi kalian meninggalkan sunnahnya.
4. Setiap hari kalian membaca ta'awuz, berlindung kepada Allah dari syaitan yang kalian sebut sebagai musuh, tetapi setiap hari pula kalian memberi makan syaitan dan mengikut langkahnya.
5. Kalian selalu mengatakan ingin masuk syurga, tetapi perbuatan kalian justeru bertentangan dengan keinginan itu.
6. Kalian takut masuk neraka, tetapi kalian justeru mencampakkan diri kalian sendiri ke dalamnya.
7. Kalian mengakui bahawa maut adalah satu kepastian, tetapi pada kenyataannya kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
8. Kalian sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi terhadap kesalahan sendiri kalian tidak mampu melihatnya.
9. Setiap saat kalian menikmati kurniaan Allah, tetapi kalian lupa mensyukurinya.
10. Kalian sering menguburkan jenazah saudara kalian, tetapi kalian tidak mengambil pelajaran daripadanya.
1. Kalian mengakui kekuasaan Allah, tetapi kalian tidak memenuhi hak-hak-Nya.
2. Setiap hari kalian membaca al-Qur'an, tetapi kalian tidak mengamalkan isinya.
3. Kalian selalu mengaku cinta kepada Rasul, tetapi kalian meninggalkan sunnahnya.
4. Setiap hari kalian membaca ta'awuz, berlindung kepada Allah dari syaitan yang kalian sebut sebagai musuh, tetapi setiap hari pula kalian memberi makan syaitan dan mengikut langkahnya.
5. Kalian selalu mengatakan ingin masuk syurga, tetapi perbuatan kalian justeru bertentangan dengan keinginan itu.
6. Kalian takut masuk neraka, tetapi kalian justeru mencampakkan diri kalian sendiri ke dalamnya.
7. Kalian mengakui bahawa maut adalah satu kepastian, tetapi pada kenyataannya kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
8. Kalian sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi terhadap kesalahan sendiri kalian tidak mampu melihatnya.
9. Setiap saat kalian menikmati kurniaan Allah, tetapi kalian lupa mensyukurinya.
10. Kalian sering menguburkan jenazah saudara kalian, tetapi kalian tidak mengambil pelajaran daripadanya.
"Wahai penduduk Basra, ingatlah sabda Rasulullah saw, "Berdoalah kepada Allah, tetapi kalian harus yakin akan dimakbulkan. Kalian harus tahu bahawa Allah tidak berkenan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan main-main".
Usaha Dan Doa
Usaha tanpa doa adalah kesombongan dan doa tanpa usaha adalah kebohongan. Doa dan usaha adalah dua hal yang tidak mungkin dipisahkan. Kita tidak boleh hanya berdoa sahaja tanpa melakukan usaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan kita. Kita juga tidak boleh hanya berusaha sahaja tanpa berdoa dan mengabaikan Allah sebagai penentu sama ada usaha kita berjaya atau tidak.
Sesetengah manusia terlalu sombong, tidak mahu berdoa. Seolah-olah ia dapat menghasilkan sesuatu tanpa pertolongan daripada Allah swt.
Sesetengah manusia terlalu sombong, tidak mahu berdoa. Seolah-olah ia dapat menghasilkan sesuatu tanpa pertolongan daripada Allah swt.
Sesetengah manusia terlalu sombong, tidak mahu berdoa. Seolah-olah ia dapat beribadah tanpa pertolongan daripada Allah swt.
Sesetengah manusia terlalu sombong, jarang berdoa. Seolah-olah kekuatan manusiawinyalah yang dapat mewujudkan seluruh asanya tanpa pertolongan daripada Allah swt.
Sesetengah manusia terlalu sombong, jarang berdoa. Seolah-olah kekuatan manusiawinyalah yang dapat mewujudkan seluruh asanya tanpa pertolongan daripada Allah swt.
Dan rabbmu berfirman yang bermaksud:
"Berdoalah kepada-Ku, nescaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina."
(Surah al-Mukmin ayat 60)
(Surah al-Mukmin ayat 60)
Al-Syaukani rahimahullah berkata, "Ayat ini memberikan pengajaran kepada kita bahawa doa adalah ibadah dan bahawa meninggalkan doa kepada Rabb Yang Maha Suci adalah sebuah kesombongan. Tidak ada kesombongan yang lebih buruk daripada kesombongan seperti ini. Bagaimana mungkin seorang hamba dapat berlaku sombong, tidak berdoa kepada Zat yang merupakan Penciptanya, Pemberi rezeki kepadanya, Yang mengadakannya dari tiada dan Pencipta alam semesta ini, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, Yang memberi ganjaran dan Yang memberi balasan. Maka tidak diragukan lagi bahawa kesombongan ini adalah bahagian dari kegilaan dan kekufuran terhadap nikmat Allah swt."
Dengan berdoa bererti kita merendahkan diri kepada Allah swt. Ia merupakan sesuatu yang paling mulia di sisi Allah SWT dibandingkan yang lainnya. Allah swt sangat suka kepada hamba-Nya yang merendah diri kepada-Nya dan menunjukkan bahawa hanya Allahlah Yang Maha Berkuasa, Yang Maha Pengatur, Yang Maha Pencipta, tiada sekutu bagi-Nya.
Doa Mendekat Diri Kepada Allah
Allah sentiasa inginkan hamba-Nya dekat dengan-Nya. Pelbagai cara disediakan oleh Allah untuk mendekatkan hamba-Nya dengan-Nya. Antaranya dengan mendatangkan musibah. Tidak ada sedikitpun maksud Allah untuk menzalimi hamba-Nya kerana Maha Suci Dia dari sifat zalim.
Jangan berburuk sangka dengan Allah bahawa setiap musibah yang didatangkan kepada kita menunjukkan Allah sedang marah dan menzalimi kita. Ketika berdoa, yang paling utama adalah bukanlah dimakbulkannya doa kita atau hilangnya derita yang kita alami, tapi adalah meningkatnya kedekatan kita kepada Allah.
Betapa banyak orang yang hidup dengan limpahan harta kekayaan, jawatan yang tinggi, pujian dan penghargaan terus datang mewarnai kehidupannya. Namun semua itu tidak menjanjikan kebahagiaan kepadanya. Itu kerana dia mendapatkannya tanpa doa.
Berbeza halnya dengan orang yang mengenal Allah dalam setiap langkah kehidupannya. Itulah kekayaan yang hakiki.
Jadi hakikat doa adalah bagaimana dengan doa itu kita semakin dekat dengannya. Refleksi dari doa ini nampak pada akhlak yang tercermin dalam kehidupan harian kita yang menjadikan kita lebih baik di masa hadapan.
Jadi hakikat doa adalah bagaimana dengan doa itu kita semakin dekat dengannya. Refleksi dari doa ini nampak pada akhlak yang tercermin dalam kehidupan harian kita yang menjadikan kita lebih baik di masa hadapan.
Ingatlah Allah itu Maha Memberi. Dia tidak lupa untuk memberi. Kita tidak minta diberi makanan, tapi Dia tidak lupa untuk memberi makanan kepada kita. Kita tidak minta diberi pakaian, tapi Dia tidak lupa untuk memberi pakaian kepada kita.
Ibnu Ata'illah menyatakan: "Bukan tujuan utama itu hanya sekadar berdoa. Tapi tujuan yang utama adalah agar engkau mengetahui adab terhadap Tuhanmu."
No comments:
Post a Comment